English Language :
To welcome Visit Indonesia 2008/2009, Wakatobi as one of the world's marine tourism objects is now preparing itself and always be ready to welcome you and your family with the hospitality and its particular culture. By operating the New Matahora Airport, launced in December 2008, the island will give you more comfortable journey together with your beloved family to spend the holiday at Wakatobi, the only real underwater paradise.
Wakatobi is one of the Regencies in South-East Sulawesi having its own vision to realize the only real underwater paradise at the world's coral reef triangle center. This visionary vision has a strong reason that beside as the richest site in coral reef collection and as the most beautiful site, (Operation Wallacea 2006) Wakatobi is also situated geographically at the world's coral reef triangle center with its 942 fish species and 750 coral reef species from total 850 of world's collection comparing to the two world's famous diving center like Caribbean Sea that owes only 50 species and other 300 coral reef species in the Red Sea, Egypt.
Beside the underwater beauty, Wakatobi has also other beauty and richness such as white sandy beach, clear sea water, sunset in every islands edge, historical ruins like ancient fortresses and cannon that spread out in the four main islands, old village with its pillar house, traditional waving, blacksmiths, Bajo tribe and various particular dances. This nature and culture heritages put Wakatobi as the world's famous marine tourism objects.
Wakatobi is well-known as the Tukang Besi Island in the map and it is the abbreviation of four main islands name which are: WA (Wangi-wangi), KA (Kaledupa), TO (Tomia) and BI (Binongko), covers an area of 1.400.000 hectares and the coral reef places 90.000 hectares from the total area. The island is also famous as the second largest Barrier after the Great Barrier Reef in Australia consists of 39 islands and 7 of them are inhabited with the total population of 100.563, while the rest remain uninhabited.
Beside as the regency, Wakatobi is also known as the National Park, often called as Wakatobi National Park (TNKW) and it gives the unique characteristic of the regency in Indonesia even in the world having the same width with the National Park area. The unique of the island makes Wakatobi more strong and realistic in the effort of maintaining its underwater beauty and preservation as well as other heritages to place Wakatobi as the underwater marine tourism object and the prominent cultural tourism object that is incomparable with other marine tourism places to be visited by anyone.
Bahasa Indonesia :
Taman Nasional Wakatobi memiliki potensi sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi baik jenis dan keunikannya, dengan panorama bawah laut yang menakjubkan. Secara umum perairan lautnya mempunyai konfigurasi dari mulai datar sampai melandai kearah laut, dan beberapa daerah perairan terdapat yang bertubir curam. Kedalaman airnya bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044 meter dengan dasar perairan sebagian besar berpasir dan berkarang.
Taman nasional ini memiliki 25 buah gugusan terumbu karang dengan keliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 km. Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili diantaranya Acropora formosa, A. hyacinthus, Psammocora profundasafla, Pavona cactus, Leptoseris yabei, Fungia molucensis, Lobophyllia robusta, Merulina ampliata, Platygyra versifora, Euphyllia glabrescens, Tubastraea frondes, Stylophora pistillata, Sarcophyton throchelliophorum, dan Sinularia spp.
Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias diantaranya argus bintik (Cephalopholus argus), takhasang (Naso unicornis), pogo-pogo (Balistoides viridescens), napoleon (Cheilinus undulatus), ikan merah (Lutjanus biguttatus), baronang (Siganus guttatus), Amphiprion melanopus, Chaetodon specullum, Chelmon rostratus, Heniochus acuminatus, Lutjanus monostigma, Caesio caerularea, dan lain-lain.
Selain terdapat beberapa jenis burung laut seperti angsa-batu coklat (Sula leucogaster plotus), cerek melayu (Charadrius peronii), raja udang erasia (Alcedo atthis); juga terdapat tiga jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di taman nasional yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
Masyarakat asli yang tinggal di sekitar taman nasional yaitu suku laut atau yang disebut suku Bajau. Menurut catatan Cina kuno dan para penjelajah Eropa, menyebutkan bahwa manusia berperahu adalah manusia yang mampu menjelajahi Kepulauan Merqui, Johor, Singapura, Sulawesi, dan Kepulauan Sulu. Dari keseluruhan manusia berperahu di Asia Tenggara yang masih mempunyai kebudayaan berperahu tradisional adalah suku Bajau. Melihat kehidupan mereka sehari-hari merupakan hal yang menarik dan unik, terutama penyelaman ke dasar laut tanpa peralatan untuk menombak ikan.
Pulau Hoga (Resort Kaledupa), Pulau Binongko (Resort Binongko) dan Resort Tamia merupakan lokasi yang menarik dikunjungi terutama untuk kegiatan menyelam, snorkeling, wisata bahari, berenang, berkemah, dan wisata budaya.
Musim kunjungan terbaik: bulan April s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi: Kendari ke Bau-bau dengan kapal cepat regular setiap hari dua kali dengan lama perjalanan lima jam atau setiap hari dengan kapal kayu selama 12 jam. Dari Bau-bau ke Lasalimu naik kendaraan roda empat selama dua jam, lalu naik kapal cepat Lasalimu-Wanci selama satu jam atau kapal kayu Lasalimu-Wanci selama 2,5 jam. Wanci merupakan pintu gerbang pertama memasuki kawasan Taman Nasional Wakatobi.
4 comments:
what a spectacular place!!! i love wakatobi..
paolo.. ajak-ajak aku ke wakatobi doong.. hehehe
jau aje dari sulut
aq bangga dengan pulau wakatoboi karna aq berdarah asli kaledupa pulau yang bersebrangan dengan pulau kaledupa, walau aq tidak lahir disana tapi kexdua orang tua ku berasal dari sana. I LOVE HOGA. by joyo saputra in EAST BORNEO
Posting Komentar